Pe bahan ajar from Dea Alvicha
Tuesday, 4 June 2013
Sunday, 12 May 2013
PRODUCTION OF LIQUID GLUCOSE FROM BAMBOO SHOOTS
REVIEW JOURNAL BY FEKI
DESFRAN ZELY
PRODUCTION
OF LIQUID GLUCOSE FROM BAMBOO SHOOTS
Dyah Suci
Perwitasari
Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN”Veteran” Jawa Timur
Jl.Raya Rungkut
Madya-Gunung-Surabaya telp: (031)8782179
Rebung memiliki kandungan kimia berupa
zat pati atau disebut starch. Penelitian tentang hidrolisis pati dari beberapa
tanaman telah dilakukan beberapa tahun terakhir dengan tujuan utama adalah membuat senyawa baru berupa
glukosa cair. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan katalis asam
mineral seperti larutan HCl dengan konsentrasi tertentu. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh glukosa cair dari bahan baku rebung dan mempelajari
pengaruh konsentrasi katalis HCl serta kecepatan pengadukan terhadap glukosa
yang dihasilkan. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan nilai
tambah dari kegunaan rebung sebagai bahan baku glukosa cair dan memperoleh data
kondisi operasi yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar perancangan sistem
pengolahan rebung menjadi glukosa cair dengan proses hidrolisis.
Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi
antara suatu senyawa kimia dengan air (H2O) dan membentuk sebuah kesetimbangan
reaksi. Hidrolisis dapat terjadi pada senyawa kimia organik maupun anorganik,
dimana molekul air (H2O) akan terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan gugus
hidroksil (OH-) untuk kemudian tersubstitusi ke dalam senyawa kimiayang
direaksikan. Mekanisme reaksi hidrolisis pati menjadi glukosa adalah proses substitusi
ion hydrogen (H +) dan ion hidroksil (OH - ) hasil peruraian molekul air ke
dalam senyawa amilosa maupun amilopectin, sehingga memutuskan ikatan glukosida
dan membebaskan glukosa-glukosa yang terikat di dalam senyawa amilosa.

Setalah proses hidrolisis dilakukan maka
kadar glukosa yang diperoleh akan dianalisis menggunakan metode Glucose Oxiduse
Method , AOAC. Analisis kadar glukosa yang dilakukan adalah menggunakan cara
enzimatis dan spektrofotometri. Dengan cara ini dapat menentukan jumlah glukosa
lebih tepat karena digunakan enzim yang spesifik untuk glukosa. Reagensia yang
digunakan pada penentuan ini disebut larutan “glucose test”,.Larutan “glucose
test” terdiri dari enzim glukosa oksidase, peroksidase dan odianisidine (yaitu
suatu senyawa khromogen yang berfungsi sebagai hidrogen donor) serta asetat
buffer pH 5,5. Reaksi pada penentuan ini menghasilkan senyawa berwarna yang
merupakan hasil oksidasi o-dianisidine yang jumlahnya sebanding dengan jumlah
glukosa pada bahan.
Langkah pertama yaitu membuat kurva
standar.
·
Disiapkan larutan
glukosa standar dengan 5 jenis
konsentrasi yang berbeda-beda ( 0,2 M ; 0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M dan 1 M) dan 1
larutan blangko dimasukan kedalam tabung kuvet.
·
Kelima kuvet dengan
konsentrasi yang berbeda tadi dimasukan kedalam penangas air dengan suhu
konstan,misalnya 30oC. Lalu kedalam masing-masing tabung kuvet
dimasukan larutan glucose test dengan selangan waktu penambahan tiap tabung
sama,misalnya 1 menit. Menit pertama tabung pertama dan seterusnya.
·
Setelah 30 menit
pemanasan maka ditambahan kedalam masing-masing tabung larutan H2SO4 dengan
volume dan konsentrasi tertentu. Lalu panaskan lagi hingga waktu 30 menit
juga.dinginkan.
·
Setelah dingin, cari
absorbansi tiap kuvet dengan spektrofotometer uv/vis.
·
Buat kurva standar
dengan persamaan regresi linier yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi
glukosa dan absorbansi.
Penentuan
glukosa pada larutan sampel(rebung).
·
Timbang sampel dan
hancurkan dengan blender. Bila ditambahkan
aquades pada
saat diblender, catat banyaknya aquades yang ditambahkan.
·
Siapkan larutan sampel
yang mempunyai kadar glukosa 2,5 – 7,5 mg/100 ml. Larutan sampel harus jernih,
bila keruh atau berwarna dapat dijernihkan dengan Pb asetat atau bubur aluminum
hidroksida.
·
Pipetlah 2 ml larut
sampel yang jernih tersebut ke dalam tabung reaksi.
·
Masukkan tabung reaksi
tersebut dalam waterbath pada suhu 30°C selama menit dan selanjutnya
diperlakukan sama seperti pada pembuatan kurva standar di atas.
·
Kadar glukosa dapat
ditentukan berdasarkan absorbansi larutan sampel dan persamaan regresi linier
dari kurva standar larutan glukosa.
Perhitungan :
·
Persamaan regresi linier
kurva standar glukosa : y = a + bx

Kadar glukosa cair dari bahan baku
rebung dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan dan konsentrasi HCl sebagai
katalisator pada saat proses hidrolisis. Konsentrasi HCl sebagai katalisator
sangat mempengaruhi kadar glukosa cair. Produk glukosa terbaik adalah dengan
kadar glukosa yang tinggi, dimana apabila digunakan konsentrasi HCl mencapai 1
N, maka kadar glukosa meningkat tajam danketika digunakan konsentrasi HCl
diatas 1 N maka kadar glukosa cenderung menurun. Kecepatan pengaduk dapat
mempengaruhi kadar glukosa cair, dimana semakin tinggi kecepatan pengaduk, maka
kadar glukosa cenderung menurun. Dari penelitian didapatkan kadar glukosa
optimum sebesar 66,07 % pada konsentrasi HCl 1 N dengan kecepatan pengaduk 100
rpm.
Tuesday, 7 May 2013
power point LKS larutan elektrolit
https://docs.google.com/file/d/0B7-AeB577DHveTY2TFA1XzNzeXc/edit?usp=sharing
Monday, 6 May 2013
about me
Nama : feki Desfran zely
Mahasiswa Universitas Bengkulu,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan kimia 2010
motto : ketika kita sudah berada di puncak,jalan yang ada tetap bertahan atau turun kembali.
Mahasiswa Universitas Bengkulu,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan kimia 2010
motto : ketika kita sudah berada di puncak,jalan yang ada tetap bertahan atau turun kembali.
Subscribe to:
Comments (Atom)