Sunday, 12 May 2013

PRODUCTION OF LIQUID GLUCOSE FROM BAMBOO SHOOTS

REVIEW JOURNAL BY FEKI DESFRAN ZELY
PRODUCTION OF LIQUID GLUCOSE FROM BAMBOO SHOOTS
Dyah Suci Perwitasari
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN”Veteran” Jawa Timur
Jl.Raya Rungkut Madya-Gunung-Surabaya telp: (031)8782179

Rebung memiliki kandungan kimia berupa zat pati atau disebut starch. Penelitian tentang hidrolisis pati dari beberapa tanaman telah dilakukan beberapa tahun terakhir dengan tujuan  utama adalah membuat senyawa baru berupa glukosa cair. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan katalis asam mineral seperti larutan HCl dengan konsentrasi tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh glukosa cair dari bahan baku rebung dan mempelajari pengaruh konsentrasi katalis HCl serta kecepatan pengadukan terhadap glukosa yang dihasilkan. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan nilai tambah dari kegunaan rebung sebagai bahan baku glukosa cair dan memperoleh data kondisi operasi yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar perancangan sistem pengolahan rebung menjadi glukosa cair dengan proses hidrolisis.
Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi antara suatu senyawa kimia dengan air (H2O) dan membentuk sebuah kesetimbangan reaksi. Hidrolisis dapat terjadi pada senyawa kimia organik maupun anorganik, dimana molekul air (H2O) akan terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan gugus hidroksil (OH-) untuk kemudian tersubstitusi ke dalam senyawa kimiayang direaksikan. Mekanisme reaksi hidrolisis pati menjadi glukosa adalah proses substitusi ion hydrogen (H +) dan ion hidroksil (OH - ) hasil peruraian molekul air ke dalam senyawa amilosa maupun amilopectin, sehingga memutuskan ikatan glukosida dan membebaskan glukosa-glukosa yang terikat di dalam senyawa amilosa.


Setalah proses hidrolisis dilakukan maka kadar glukosa yang diperoleh akan dianalisis menggunakan metode Glucose Oxiduse Method , AOAC. Analisis kadar glukosa yang dilakukan adalah menggunakan cara enzimatis dan spektrofotometri. Dengan cara ini dapat menentukan jumlah glukosa lebih tepat karena digunakan enzim yang spesifik untuk glukosa. Reagensia yang digunakan pada penentuan ini disebut larutan “glucose test”,.Larutan “glucose test” terdiri dari enzim glukosa oksidase, peroksidase dan odianisidine (yaitu suatu senyawa khromogen yang berfungsi sebagai hidrogen donor) serta asetat buffer pH 5,5. Reaksi pada penentuan ini menghasilkan senyawa berwarna yang merupakan hasil oksidasi o-dianisidine yang jumlahnya sebanding dengan jumlah glukosa pada bahan.
Langkah pertama yaitu membuat kurva standar.
·         Disiapkan larutan glukosa standar  dengan 5 jenis konsentrasi yang berbeda-beda ( 0,2 M ; 0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M dan 1 M) dan 1 larutan blangko dimasukan kedalam tabung kuvet.
·         Kelima kuvet dengan konsentrasi yang berbeda tadi dimasukan kedalam penangas air dengan suhu konstan,misalnya 30oC. Lalu kedalam masing-masing tabung kuvet dimasukan larutan glucose test dengan selangan waktu penambahan tiap tabung sama,misalnya 1 menit. Menit pertama tabung pertama dan seterusnya.
·         Setelah 30 menit pemanasan maka ditambahan kedalam masing-masing tabung  larutan H2SO4 dengan volume dan konsentrasi tertentu. Lalu panaskan lagi hingga waktu 30 menit juga.dinginkan.
·         Setelah dingin, cari absorbansi tiap kuvet dengan spektrofotometer uv/vis.
·         Buat kurva standar dengan persamaan regresi linier yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan absorbansi.

Penentuan glukosa pada larutan sampel(rebung).
·         Timbang sampel dan hancurkan dengan blender. Bila ditambahkan
aquades pada saat diblender, catat banyaknya aquades yang ditambahkan.
·         Siapkan larutan sampel yang mempunyai kadar glukosa 2,5 – 7,5 mg/100 ml. Larutan sampel harus jernih, bila keruh atau berwarna dapat dijernihkan dengan Pb asetat atau bubur aluminum hidroksida.
·         Pipetlah 2 ml larut sampel yang jernih tersebut ke dalam tabung reaksi.
·         Masukkan tabung reaksi tersebut dalam waterbath pada suhu 30°C selama menit dan selanjutnya diperlakukan sama seperti pada pembuatan kurva standar di atas.
·         Kadar glukosa dapat ditentukan berdasarkan absorbansi larutan sampel dan persamaan regresi linier dari kurva standar larutan glukosa.
Perhitungan :
·         Persamaan regresi linier kurva standar glukosa : y = a + bx

            Kadar glukosa cair dari bahan baku rebung dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan dan konsentrasi HCl sebagai katalisator pada saat proses hidrolisis. Konsentrasi HCl sebagai katalisator sangat mempengaruhi kadar glukosa cair. Produk glukosa terbaik adalah dengan kadar glukosa yang tinggi, dimana apabila digunakan konsentrasi HCl mencapai 1 N, maka kadar glukosa meningkat tajam danketika digunakan konsentrasi HCl diatas 1 N maka kadar glukosa cenderung menurun. Kecepatan pengaduk dapat mempengaruhi kadar glukosa cair, dimana semakin tinggi kecepatan pengaduk, maka kadar glukosa cenderung menurun. Dari penelitian didapatkan kadar glukosa optimum sebesar 66,07 % pada konsentrasi HCl 1 N dengan kecepatan pengaduk 100 rpm.
                                                                                                                                                    
       

Tuesday, 7 May 2013

power point LKS larutan elektrolit

https://docs.google.com/file/d/0B7-AeB577DHveTY2TFA1XzNzeXc/edit?usp=sharing

Monday, 6 May 2013

about me

Nama : feki Desfran zely                                   
Mahasiswa Universitas Bengkulu,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan kimia 2010

motto : ketika kita sudah berada di puncak,jalan yang ada tetap bertahan atau turun kembali.